https://www.facebook.com/grosirkaosdistrobandung
Cara Mendapatkan Uang Dari Internet
Sunday, April 5, 2015
Monday, January 12, 2015
Peredaran uang palsu di Malang meningkat
Malang (ANTARA News) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang, Jawa Timur, menyatakan peredaran uang palsu di wilayah kerja instansi tersebut selama 2014 mengalami peningkatan sekitar 21,09 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kepala Unit Operasional Kas BI Malang Prihatin Sudi Utomo di Malang, Selasa, mengakui adanya peningkatan tersebut.
Pada 2013, peredaran uang palsu yang berhasil dikumpulkan sebanyak 5.539 lembar dan pada 2014 sebanyak 6.707 lembar atau meningkat sekitar 21,09 persen.
"Meningkatnya peredaran uang palsu di wilayah kerja BI Malang ini dikarenakan Malang adalah salah satu daerah tujuan wisata, bahkan menjadi pusat perekonomian di Jatim, setelah Surabaya," katanya.
Jika di wilayah Malang raya, peredaran uang palsu meningkat, di daerah lain justru mengalami penurunan. Sebagai daerah pusat perekonomian dan tujuan wisata, kemungkinan Malang menjadi salah satu kota yang dibidik para pengedar uang palsu.
Prihatin mengemukakan uang palsu yang banyak beredar adalah pecahan Rp100 ribu dengan jumlah 5.190 lembar atau 77,8 persen.
Selanjutnya adalah pecahan Rp50 ribu sebanyak 1.451 lembar atau 21,63 persen, pecahan Rp20 ribu sebanyak 30 lembar, pecahan Rp10 ribu sebanyak 18 lembar, pecahan Rp5 ribu sebanyak 17 lembar, dan pecahan Rp2 ribu satu lembar.
Menurut dia, dominannya uang palsu yang beredar dengan nominal Rp100 ribu karena dianggap paling menguntungkan dibandingkan dengan nominal lainnya.
Ia mengatakan uang palsu yang masuk ke BI sebagian besar dari perbankan.
Menyikapi temuan tersebut, BI melakukan telaah untuk membuktikan apakah uang tersebut palsu atau tidak.
Jika uang yang terkumpul memang palsu, BI koordinasi dengan kepolisian untuk memberi tanda pada uang palsu dan selanjutnya dilakukan pemusnahan.
Guna meminimalisasi peredaran palsu pada masa mendatang, BI Malang yang membawahi wilayah Malang Raya, Pasuruan, dan Probolinggo itu, gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan bagaimana membedakan uang asli dan uang palsu dengan memahami ciri-cirinya.
"Kita upayakan sosialisasi ini secara intensif, tidak saja bagi kalangan masyarakat biasa, tapi juga bagi saudara kita yang berkebutuhan khusus, termasuk penyandang tuna netra," ujarnya.
Kepala Unit Operasional Kas BI Malang Prihatin Sudi Utomo di Malang, Selasa, mengakui adanya peningkatan tersebut.
Pada 2013, peredaran uang palsu yang berhasil dikumpulkan sebanyak 5.539 lembar dan pada 2014 sebanyak 6.707 lembar atau meningkat sekitar 21,09 persen.
"Meningkatnya peredaran uang palsu di wilayah kerja BI Malang ini dikarenakan Malang adalah salah satu daerah tujuan wisata, bahkan menjadi pusat perekonomian di Jatim, setelah Surabaya," katanya.
Jika di wilayah Malang raya, peredaran uang palsu meningkat, di daerah lain justru mengalami penurunan. Sebagai daerah pusat perekonomian dan tujuan wisata, kemungkinan Malang menjadi salah satu kota yang dibidik para pengedar uang palsu.
Prihatin mengemukakan uang palsu yang banyak beredar adalah pecahan Rp100 ribu dengan jumlah 5.190 lembar atau 77,8 persen.
Selanjutnya adalah pecahan Rp50 ribu sebanyak 1.451 lembar atau 21,63 persen, pecahan Rp20 ribu sebanyak 30 lembar, pecahan Rp10 ribu sebanyak 18 lembar, pecahan Rp5 ribu sebanyak 17 lembar, dan pecahan Rp2 ribu satu lembar.
Menurut dia, dominannya uang palsu yang beredar dengan nominal Rp100 ribu karena dianggap paling menguntungkan dibandingkan dengan nominal lainnya.
Ia mengatakan uang palsu yang masuk ke BI sebagian besar dari perbankan.
Menyikapi temuan tersebut, BI melakukan telaah untuk membuktikan apakah uang tersebut palsu atau tidak.
Jika uang yang terkumpul memang palsu, BI koordinasi dengan kepolisian untuk memberi tanda pada uang palsu dan selanjutnya dilakukan pemusnahan.
Guna meminimalisasi peredaran palsu pada masa mendatang, BI Malang yang membawahi wilayah Malang Raya, Pasuruan, dan Probolinggo itu, gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan bagaimana membedakan uang asli dan uang palsu dengan memahami ciri-cirinya.
"Kita upayakan sosialisasi ini secara intensif, tidak saja bagi kalangan masyarakat biasa, tapi juga bagi saudara kita yang berkebutuhan khusus, termasuk penyandang tuna netra," ujarnya.
Editor: Desy Saputra
Dapatkan Uang Tanpa Bekerja
Memang benar uang tak akan datang dengan sendirinya. Untuk mendapatkan uang, tentu saja setiap orang harus bekerja. Namun percayakah Anda jika tanpa menguras tenaga, Anda bisa mendapatkan uang. Inilah beberapa hal yang bisa mendatangkan uang tanpa bekerja.
1. Menjual pakaian dan aksesori
Ketika Anda membuka lemari, Anda mungkin menemukan pakaian yang masih bagus yang belum pernah terpakai. Daripada memenuhi lemari Anda, alangkah baiknya untuk menjual pakaian-pakaian tersebut. Anda bisa menawarkannya kepada teman-teman Anda atau cari toko yang bisa menampung pakaian Anda untuk dijual.
2. Jual barang-barang lain yang jarang digunakan
Jika Anda mempunyai gadget yang jarang dipakai, jual saja. Anda bisa memanfaatkan jasa jual beli online.
3. Bergabung dengan gympact
Gympact yaitu salah satu aplikasi yang tak hanya membuat Anda bugar, tapi Anda bisa mendapatkan uang dari aplikasi ini. Setiap minggu, pengguna akan menyusun jadwal untuk ke pusat kebugaran. Di akhir minggu, setiap anggota yang tidak ikut gym akan membayar kepada pengguna yang tidak pernah absen. Menarik bukan? Anda tinggal memastikan untuk tak pernah absen sehingga Anda mendapat uang.
4. Menanggung pembayaran dengan kartu tagihan
Anda pasti sering menghabiskan waktu bersama teman-teman Anda, seperti berbelanja atau sekedar pergi makan. Ketika Anda pergi berbelanja, makan bersama, atau hal-hal lain yang mengeluarkan uang, Anda bisa menanggung semua biaya menggunakan kartu tagihan Anda. Setelah itu minta teman Anda untuk membayar langsung kepada Anda.
Dengan cara ini Anda akan mendapatkan lebih banyak manfaat dan Anda tak perlu menghabiskan uang ekstra.
Saturday, January 10, 2015
Subscribe to:
Posts (Atom)